BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi antara satu sama lain dan memiliki hubungan ketergantungan antar sesamanya, sehingga manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam berbagai hal. Walaupun antar anggota masyarakat tersebut saling tergantung dan saling membantu, namun sering terjadi permasalahan social atau yang sering disebut dengan penyakit masyarakat. Masalah-masalah di dalam masyarakat tersebut dapat terjadi karena suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan masyarakat akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui macam-macam penyakit di dalam masyarakat.
2. Untuk memenuhi tugas IPS 1.
3. Untuk menamah wawasan mengenai kehidupan di masyarakat.
4. Agar pembaca mampu menguasai materi mengenai patologi sosial
C. MANFAAT
1. Dapat membedakan mana tindakan yang sesuai peraturan dan tidak sesuai dengan peraturan.
2. Dapat menerapkan peraturan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dapat mencegah perilaku yang menyimpang.
4. Mampu mewujudkan masyarakat yang tertib.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
Ø kata patologi berasal dari kata Pathos yang berarti disease / penderitaan / penyakit dan Logos yang berarti berbicara tentang / ilmu. Sedangkan kata sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia yang perwujudannya berupa kelompok manusia atau organisasi yakni individu atau manusia yang berinteraksi / berhubungan secara timbal balik bukan manusia atau manusia dalam arti fisik.
Ø Patologi Sosial adalah suatu gejala dimana tidak ada persesuaian antara berbagai unsur dari suatu keseluruhan, sehingga dapat membahayakan kehidupan kelompok, atau yang sangat merintangi pemuasan keinginan fundamental dari anggota anggotanya, akibatnya pengikatan sosial patah sama sekali. ( Koe soe khiam. 1963 ).
Ø Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
B. KONSEP PATOLOGI SOSIAL
Penyakit masyarakat adalah bentuk kebiasaan masyarakat yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial, sehingga menghasilkan perilaku menyimpang dan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kelangsungan hidup bermasyarakat sehingga masyarakat tidak dapat menjalankan seluruh fungsi sosialnya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat
Hal-hal yang mempengaruhi adanya penyakit sosial:
a. Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.
b. Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.
c. Proses bersosialisasi yang negatif, karena bergaul dengan para pelaku penyimpangan sosial, seperti kelompok preman, pemabuk, penjudi, dan sebagainya.
d. Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.
BAB III
MASALAH-MASALAH SOSIAL MASYARAKAT
A. PERMASALAHAN PENYAKIT MASYARAKAT
Masyarakat adalah kumpulan dari beberapa orang yang mendiami wilayah tertentu dengan peraturan dan adat istiadat tertentu. Norma memang tidak tersurat dalam selembar kertas namun memiliki konsekuensi yang cukup berat. Bila seseorang melanggar norma dalam masyarakat tersebut maka pelakunya tidak akan dipenjara seperti pelaku kriminal yang dijatuhi hukuman oleh badan hukum, namun dia akan mendapat hukuman dari masyarakat yang justru lebih berat karena yang didapat adalah hukuman batin berupa pengucilan.
Walaupun telah ada norma-norma di dalam masyarakat, hal itu belum menjamin terjadinya ketentraman kehidupan bermasyarakat karena masih banyak pula orang-orang yang melanggarnya. Di dalam kehidupan sehari-hari sangat sering terjadi permasalahan sosial berupa penyakit masyarakat.
Macam-macam penyakit di masyarakat yang ada di lingkungan sekitar penulis antara lain:
1. Pencurian
Setiap manusia memilki kehidupan yang erbeda dengan yang lain, ada yang hidup dalam ekonomi rendah dan ada juga yang hidup dalam ekonomi yang serba kecukupan. Hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku seseorang, seseorang yang hidup dalam ekonomi rendah biasanya mau bekerja keras demi mendapatkan uang untuk kelangsungan hidupnya dan terbiasa hidup prihatin sehingga mudah beradaptasi dengan keadaan yang minim. Seseorang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi yang benar-benar terhimpit maka mereka akan melakukan apa saja untuk memperoleh uang demi kelangsungan hidupnya, bahkan ada pula orang-orang yang terpaksa sampai melakukan tindak kriminal. Salah satu diantaranya adalah mencuri. Sebagian orang melakukan pencurian atas motivasi himpitan ekonomi. Seperti halnya yang terjadi di lingkungan sekitar penulis, pada beberapa waktu yang lalu salah seorang pemuda tetangga penulis telah melakukan pencurian yang didasari motivasi memperoleh uang untuk membeli minuman keras karena pelaku tidak berani meminta pada orang tuanya. Kemudian pemuda tersebut mencuri bunga gelomang cinta sekitar 10 pohon di kelurahan lain yang pada waktu itu harga bunga sangatlah tinggi. Kemudian dia pelaku menitipkan bunga curian tersebut kepada tetangga dan pelaku mengaku bahwa bunga yang dibawa tersebut dibeli dari temannya. Tetangga itu pun bersedia untuk dititipi dan tidak ada kecurigaan apapun. Namun setelah beberapa lama kemudian kedok pencurian tersebut terungkap dan pelaku dihakimi masa sampai babak belur. Kemudian bapak kadus mendatangi pelaku di rumahnya dan berusaha menasihatinya agar tidak mengulanginya lagi
2. Perselingkuhan
Semua orang diciptakan secara berpasangan, seperti halnya sepasang suami istri yang terikat melalui pernikahan. Orang yang telah terikat oleh perjanjian shidup semati harus saling setia, namun kadang ada beberapa orang yang telah melanggar perjanjian tersebut. Banyak orang yang melakukan perselingkuhan di belakang pasangan mereka. Hal itu bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi atau situasi di dalam rumah tidak menyenangkan dan merasa bosan sehingga dia mencari suasana baru di luar yang tidak bisa dia dapatkan di rumahnya. Selain itu bisa juga orang tersebut melakukan hal itu karena tidak memiliki rasa bersyukur sehingga dia tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya, oleh karena itu dia berusaha mencari pilihan lain untuk memenuhi keinginannya tersebut. Hal itu sangat merugikan bagi keluarganya maupun lingkungan sekitarnya. Dengan adanya perselingkuhan dapat menyebabkan hubungan dalam keluarga menjadi tidak harmonis bahkan bisa menyebabkan perceraian. Selain itu hal tersebut juga dapat menimbulkan pencemaran nama baik dan juga dapat membuat penilaian orang lain terhadap daerah di lingkungan tersebut menjadi buruk. Seperti yang telah terjadi di sekitar tempat tinggal penulis. Hal itu berawal dari sepasang suami istri yang sudah menikah beberapa tahun namun belum dikaruniai seorang anak karena suaminya memiliki suatu kelainan. Kemudian beberapa tahun yang lalu sang istri semakin dekat dengan seorang lelaki yang telah memiliki istri dan anak (masih tetangga satu dusun). Tiba-tiba tidak berapa lama kemudian wanita yang berselingkuh itu pun hamil dan melahirkan, suaminya sangat marah karena mengetahui bahwa yang dikandung istrinya bukanlah darah dagingnya. Sampai-sampai semua tetangga pun tahu tentang semua itu.
3. Kekerasan
Kondisi psikis seseorang berbeda dengan kondisi psikis orang lain, ada orang yang penyabar namun ada juga orang yang tingkat emosionalnya tinggi. Orang yang memiliki tingkat emosional tinggi cenderung lebih mudah marah, bahkan bila ada suatu hal yang tidak sesuai keinginannya maka akan cepat marah dan bisa melakukan tindakan kekerasan. Kekerasan yang sering terjadi adalah kekerasan dalam rumah tangga, seperti yang telah terjadi di lingkungan penulis. Ada sebuah keluarga yang memiliki dua orang anak. Hampir setiap hari orang tua dari anak tersebut selalu bertengkar dan selalu ada alasan mereka bertengkar, tidak jarang suaminya melakukan kekerasan terhadap istrinya. Suami tersebut sering memukul istrinya walaupun telah terbukti bahwa suaminya telah berselingkuh dengan orang lain. Bahkan anak-anaknya sampai menangis melihat pertengkaran orangtuanya tersebut. Bukan hanya itu saja, hamper stiap hari sang suami meminta uang pada istrinya untuk sesuatu yang tidak jelas padahal suami tersebut hanya seorang pegangguran, namun selalu mengaku pada orang-orang bahwa dia bekerja dengan gaji yang besar.Jika istrinya tidak mau memberikan uang maka dia akan memukul istrinya, bahkan mertuanya pun juga pernah dipukuli. Hal itu sering terjadi sampai-sampai para tetangga sampai mendengar teriakan istrinya karena kesakitan, namun tetangga didak bisa berbuat apa-apa karena pelaku tidak mau urusannya dicampuri orang lain.
B. UPAYA PENANGANAN PENYAKIT MASYARAKAT
Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, namun tergantung bagaimana cara orang tersebut dalam menanggapi masalahnya. Ada yang dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya, tapi ada juga yang tidak mampu menyelesaikannya sehingga mengambil jalan buntu untuk keluar dari masalah tersebut.
Cara-cara penanganan penyakit masyarakat di sekitar tempat tinggal penulis adalah:
Seorang pemuda telah mencuri bunga gelomang cinta sekitar 10 pohon di kelurahan lain yang pada waktu itu harga bunga sangatlah tinggi. Kemudian dia pelaku menitipkan bunga curian tersebut kepada tetangga dan pelaku mengaku bahwa bunga yang dibawa tersebut dibeli dari temannya. Tetangga itu pun bersedia untuk dititipi dan tidak ada kecurigaan apapun. Namun setelah beberapa lama kemudian kedok pencurian tersebut terungkap dan pelaku dihakimi masa sampai babak belur. Kemudian untuk menyikapi masalah tersebut bapak kadus mendatangi pelaku yang babak belur di rumahnya dan berusaha menasihatinya agar tidak mengulanginya lagi. Beliau sempat terfikir untuk memanggil polisi, namun niatan itu dibatalkan karena bapak kadus ingin masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
Peristiwa perselingkuhan yang terjadi di sekitar tempat tinggal penulis sangat mengagetkan. Mendengar berita tersebut masyarakat sangat heboh, dimana-mana pada membahas masalah tersebut. Pelaku perselingkuhan tersebut mendapatkan hukuman dari masyarakat berupa teguran, gossip, dan bahkan sempat dibenci (dikucilkan).
Selain itu juga terdapat peristiwa kekerasan dalam rumah tangga yang cukup sering terjadi di dalam suatu keluarga di dusun penulis. Ketika peristiwa berlangsung selalu terjadi pertengkaran antara suami istri tersebut hingga akhirnya suami main tangan pada istrinya hingga para tetangga mendengar pertengkaran itu. Pernah seorang tetangga mndatangi rumah suami istri terseut pada waktu mereka bertengkar dan berusaha melerainya, namun suami terseut malah memaki-maki tetangga yang ingin melerainya dan mendorongnya ke lantai. Kemudian bapak kadus mendatangi rumah tersebut untuk menasihatinya dan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara kekeluargaan agar suami tersebut jera melakukan kekerasan seperti itu.
BAB IV
KESIMPULAN
Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu hidup bermasyarakat karena manusia adalah makhluk sosial. Dalam setiap masyarakat memiliki peraturan yang berbeda dengan peraturan di daeerah lain. Walaupn telah ada peraturan-peraturan itu, namun tetap saja banyak yang melanggarnya sehingga terjadi permasalahan dan penyakit masyarakat di lingkungan tersebut. Penyakit masyarakat terjadi karena pelaku tidak mendapatkan bimbingan yang baik sehingga orang tersebut tidak mempunyai panutan yang baik. Sehingga munculah penyakit-penyakit masyarakat yang merupakan masalah serius. Diperlukan cara-cara khusus untuk menanggulangi masalah tersebut agar dapat terselesaikan dengan baik dan tepat sehingga tidak terjadi hal-hal yang bisa merugikan masyarakat.
BAB V
SARAN
Ø Kita sebagai warga negara yang baik hendaknya ikut erperan aktif dalam mencegah dan membasmi penyakit masyarakat sehingga dapat tercipta masyarakat yang sejahtera.
Ø Sebaiknya ada peraturan yang tegas di dalam masyarakat mengenai pelanggaran aturan dengan dikenai sanksi yang tegas agar para pelaku menjadi jera.
Ø Akan lebih baik bila di setiap daerah secara rutin diadakan siraman rohani agar masyarakat menjadi sadar dan berperilaku baik.
Ø Sebagai insan yang religius hendaknya berpegang teguh pada ajaran agama yang merupakan pedoman hidup.
Ø Dalam menyelesaikan suatu masalah harus menggunakan fikiran yang jernih dan diselesaikan secara kekeluargaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Ø Sebagai mahasiswa yang baik kita harus menghindari hal-hal yang tidak baik dan harus mampu mencegah penyakit masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. 2003. Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
http://taufiqjournal.wordpress.com/artikel/sejarah-patologi-sosial/
http://amelliafitta.blog.uns.ac.id/2010/04/01/fase-perubahan-sosial-patologi-sosial/
download lengkap materinya disini
karya original mbak yuniati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar